Moh. Ali Murtado
Moh. Ali Murtado
Co-Founder at Impacta Digital Advertiser Marketing Analyst Data Analyst Web Developer
Moh. Ali Murtado

Blog

Mengapa 98% Pengunjung Website Tidak Langsung Membeli dan Bagaimana Retargeting Membantu

Mengapa 98% Pengunjung Website Tidak Langsung Membeli dan Bagaimana Retargeting Membantu

Kenapa 98% Pengunjung Website Tidak Langsung Membeli?

Bayangkan kamu menjalankan iklan, ribuan orang mengunjungi websitemu, tapi yang beli hanya sedikit. Ini bukan hal aneh, karena faktanya, 98% pengunjung website tidak langsung membeli. Mereka datang, melihat-lihat, lalu pergi begitu saja. Apakah usahamu sia-sia? Tidak. Inilah momen di mana retargeting menjadi penyelamat utama dalam strategi digital advertising.


Apa Itu Retargeting dan Mengapa Penting Dalam Digital Marketing?

Retargeting adalah strategi yang memungkinkan kamu menampilkan iklan kepada orang-orang yang sebelumnya sudah mengunjungi website-mu, tapi belum melakukan pembelian. Dengan memanfaatkan cookies atau pixel, kamu bisa "mengejar" mereka di berbagai platform seperti Google Display Network, Facebook, Instagram, atau bahkan TikTok.

Kenapa ini penting? Karena pengunjung yang sudah pernah mengenal brand kamu lebih mungkin untuk melakukan pembelian saat kedua atau ketiga kalinya mereka melihat penawaranmu. Retargeting meningkatkan kemungkinan closing dengan biaya yang lebih efisien dibanding menjaring prospek baru dari awal.


Mengapa Pengunjung Tidak Langsung Membeli di Website-mu?

1. Mereka Masih Membandingkan Produk

Audiens, terutama usia 20–35 tahun, sangat teliti. Mereka akan membandingkan harga, fitur, testimoni, hingga desain landing page sebelum membeli.

2. Mereka Belum Percaya

Trust adalah segalanya dalam digital. Jika desain websitemu terkesan "ngasal", kepercayaan langsung anjlok. Mereka ragu apakah brand-mu bisa dipercaya.

3. Tidak Ada Urgensi

Kalau tidak ada urgensi (diskon terbatas, stok hampir habis, bonus eksklusif), maka besar kemungkinan mereka akan bilang: "Nanti aja deh..."

4. Proses Pembelian Ribet

Landing page tidak mobile-friendly? Checkout terlalu panjang? Audiens akan langsung meninggalkan websitemu tanpa menyelesaikan pembelian.


Bagaimana Retargeting Membantu Mengubah Mereka Menjadi Pembeli?

1. Membangun Kembali Brand Awareness

Dengan menampilkan iklan berkala, kamu mengingatkan audiens bahwa mereka pernah tertarik dengan produkmu. Repetisi ini membangun brand recall.

2. Menawarkan Promosi Eksklusif

Retargeting memungkinkan kamu menampilkan penawaran spesial seperti diskon tambahan, bonus, atau pengiriman gratis hanya untuk mereka yang sudah pernah mengunjungi website.

3. Menciptakan Urgensi yang Tidak Ada Sebelumnya

Kamu bisa buat iklan seperti: “Hanya Hari Ini! Diskon 30% untuk Produk yang Kamu Lihat Kemarin!”

4. Personalisasi Pesan Berdasarkan Perilaku

Misalnya, pengunjung melihat produk A, tapi tidak beli. Kamu bisa buat iklan khusus tentang produk A dengan testimoni pelanggan atau video cara pakai.


Platform Retargeting yang Efektif

  • Meta (Facebook & Instagram Ads): Cocok untuk ecommerce, fashion, beauty, dll.

  • Google Display Network: Efektif untuk menjangkau di luar sosial media, misalnya saat browsing berita atau blog.

  • TikTok Ads: Menjangkau anak muda secara emosional lewat konten hiburan.

  • YouTube Ads: Cocok untuk branding dan storytelling pendek.


Strategi Retargeting yang Bisa Kamu Coba

Segmentasi Pengunjung Berdasarkan Behavior

  • Pengunjung homepage saja

  • Pengunjung yang masuk ke halaman produk

  • Yang sudah masukin ke keranjang tapi belum checkout

  • Yang klik WhatsApp tapi belum chat

Frekuensi Ideal Penayangan

Terlalu sering muncul = annoying. Terlalu jarang = dilupakan. Idealnya 3–7x per minggu tergantung budget dan platform.

Tes dan Optimasi Kreatif

Uji beberapa varian kreatif: video, carousel, testimonial, dan penawaran diskon.


Kapan Harus Menggunakan Retargeting?

  • Setelah kampanye awareness berjalan

  • Saat conversion rate website rendah

  • Setelah campaign launching produk baru

  • Untuk mendorong repeat order


Kesalahan Umum dalam Retargeting

  • Menarget semua pengunjung dengan iklan yang sama

  • Tidak membatasi frekuensi penayangan

  • Menggunakan iklan yang terlalu agresif (hard selling langsung)

  • Tidak menguji performa per audiens


Contoh Kasus Sukses Retargeting

Studi Kasus: Fashion Lokal "UrbanDrape"
UrbanDrape mengalami bounce rate 75%. Setelah menerapkan retargeting dengan storytelling dan CTA diskon 20%, conversion rate naik 3x lipat dalam 2 minggu.


Retargeting adalah Senjata Digital Advertiser Modern

Dalam dunia digital yang penuh distraksi, wajar jika 98% pengunjung website tidak langsung membeli. Tapi bukan berarti peluangmu hilang. Retargeting adalah cara paling logis, cerdas, dan hemat biaya untuk "menghidupkan kembali" traffic yang sempat hilang.

Ingat: kamu hanya butuh strategi yang terencana, kreatif yang tepat, dan pengaturan audiens yang solid agar kampanye retargeting-mu bisa sukses besar.