Studi Kasus: Strategi Dynamic Retargeting yang Berhasil Meningkatkan ROAS Sebuah Brand
Dalam dunia digital advertising yang terus berubah, strategi retargeting bukan lagi sekadar pilihan—melainkan kebutuhan. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah dynamic retargeting, sebuah strategi yang memungkinkan brand menampilkan iklan produk atau layanan yang relevan secara personal kepada audiens berdasarkan perilaku mereka sebelumnya. Banyak brand kini mengadopsi teknik ini untuk meningkatkan Return on Ad Spend (ROAS), terutama saat kompetisi digital semakin ketat.
Di artikel ini, saya akan membedah sebuah studi kasus nyata tentang bagaimana brand e-commerce berhasil mengoptimalkan strategi dynamic retargeting untuk menggenjot performa kampanye mereka. Bukan hanya peningkatan dalam konversi, tapi juga bagaimana mereka berhasil mengefisiensikan biaya iklan, memperdalam hubungan dengan pelanggan, dan menciptakan pengalaman beriklan yang lebih cerdas dan personal.
Apa Itu Dynamic Retargeting?
Dynamic retargeting adalah jenis iklan yang secara otomatis menampilkan produk atau layanan yang sebelumnya dilihat oleh pengguna di website atau aplikasi. Dibandingkan dengan retargeting biasa yang menampilkan iklan generik, iklan dynamic ini jauh lebih personal karena kontennya menyesuaikan perilaku pengguna.
Sebagai contoh, jika seorang pengunjung melihat produk sepatu di e-commerce tetapi belum membeli, dynamic retargeting akan menampilkan iklan yang sama atau serupa ketika pengguna menjelajahi media sosial atau situs lain.
Mengapa Dynamic Retargeting Penting?
-
Personalisasi Iklan: Audiens melihat produk yang memang mereka minati.
-
Meningkatkan Conversion Rate: Karena relevansi tinggi, pengguna cenderung lebih cepat mengambil tindakan.
-
Efisiensi Budget: Tidak ada biaya yang terbuang untuk menargetkan audiens yang tidak tertarik.
Studi Kasus: Brand Fashion Lokal yang Sukses Meningkatkan ROAS
Brand yang kami angkat adalah sebuah brand fashion lokal yang memiliki trafik tinggi ke website mereka tetapi memiliki tingkat konversi yang rendah. Tim digital marketing mereka memutuskan untuk melakukan dynamic retargeting melalui Meta Ads dan Google Display Network.
Langkah 1: Identifikasi Audience yang Tepat
Mereka memulai dengan membuat segmentasi audiens berdasarkan perilaku berikut:
-
Pengunjung halaman produk tetapi tidak checkout.
-
Pengguna yang menambahkan ke keranjang namun tidak menyelesaikan transaksi.
-
Pengguna yang sudah membeli tetapi tidak melakukan pembelian ulang dalam 30 hari.
Langkah 2: Penyesuaian Visual dan Copy Iklan
Setiap segmen dibuatkan iklan yang berbeda. Untuk pengguna yang belum checkout, iklannya berisi potongan harga atau pengingat. Untuk pelanggan lama, digunakan upsell dan rekomendasi produk baru.
Langkah 3: Sinkronisasi Data Produk
Mereka mengintegrasikan katalog produk dari website ke Meta Ads Manager dan Google Merchant Center. Ini memungkinkan platform menampilkan iklan secara otomatis berdasarkan perilaku user secara real-time.
Hasil:
-
CTR meningkat hingga 3,2% (sebelumnya hanya 1,1%)
-
Conversion rate meningkat dari 1,8% menjadi 4,5%
-
ROAS meningkat dari 2,4x menjadi 5,1x dalam 60 hari